Selasa, 27 November 2012

Sejarah PP BAITURROHMAH


Sejarah PP BAITURROHMAH


Baiturrohmah adalah nama Lembaga Bimbingan Kerohanian
 Islam, suatu pondok pesantren yang mengkhususkan ajarannya pada segi pembenahan rohani melalui sistem keilmuan agama. Pondok ini terletak dibagian utara kota Malang, tepatnya di Jalan Ciliwung 61 Malang JawaTimur. Telp.(0341) 491482- 471293.

Menurut Gus Sholeh Hudi,
 Pondok pesantren Baiturrohmah didirikan oleh Syekh K.H Abdul Hayyi  Muhyiddin Al-Amin sejak tahun 1954 dikenal sebagai pondok pesantren yang memberikan pelajaran ilmu agama. Murid pondok pesantren Baiturrohmah yang maju berkat kebenaran niat serta tekadnya menuntut ilmu manfa’at dijalan Allah demi memperoleh Ridlo dan rahmat-Nya, niscaya lambat laun mampu menyelami hakekat dirinya dan mengungkap berbagai kebenaran ajaran agama Islam.Pondok Pesantren Baiturrohmah Malang menyampaikan isituntunan ajaran agama Islam yang tersimpul dalam Al-Quran dan Al-Hadits serta kitab-kitab sahih dengan cara membimbing dan mengajak segenap murid-muridnya mengamalkan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan Allah secara utuh dan sesungguhnya, mengutamakan keberhasilan jiwa, demi terbentuknya akhlak dan kualitas pribadi yang tinggi serta mulia disisi Allah sebagai tujuan utama dari ajaran agama Islam. Semua menurut ajaran agama dengan amalan rohani yang disebut tafakur. Metode ini berfungsi membebaskan hati dari kegelapan dalam memungkinkan manusia mampu menerima lintasan-lintasan isyarah dan petunjuk Allah Azza sebagaimana telah difirmankannya dalam Al- Qur’an Surat Azzumar : 22.
 Artinya:“Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata”.

A. Materi Pengajaran Tasawuf di Pondok Pesantren Baiturrohmah
 Malang
 Materinya yaitu tentang:
1) Tasawuf Akhlak yaitu melakukan amalan- amalan atau latihan
 rohani yang cukup, tujuanya tidak lain adalah untuk membersihkan jiwa dari nafsu yang tidak baik dalam menuju kehadirat Allah Swt.
 Usaha menuju Allah dicapai dengan melalui tiga tahapan:
   Takhalli yaitu, membebaskan diri dari sifat-sifat maksiat lahir dan
 maksiat batin, menjauhkan diri dari segala nikmat dan kesenangan
 dunia, berusaha melawan segala dorongan nafsu jahat.
   Tahalli yaitu, mensucikan diri dengan sifat- sifat terpuji, dengan
 ta’at lahir dan taat batin. Yang dimaksud dengan ketaaatan lahir
 atau luar, dalam hal ini, adalah kewajiban yang bersifat formal
 seperti salat, puasa, zakat, haji dan sebagainya. Sedangkan yang
 dimaksud dengan ketaatan batin atau dalam adalah seperti iman,
 ikhlas dan lain sebagainya.
   Tajalli berarti terungkapnya cahaya atau nur ghaib untuk hati.
 Cahaya atau nur ini, datang dari Allah Swt sewaktu- waktu katika
 seseorang terjaga.
2) Tasawuf A’mali, apabila dilihat dari sudut tingkatan amalan danfasenya serta jenis ilmu yang dipelajari, maka terdapat beberapa istilah yang khas dalam dunioa tasawuf, yaitu nilmu lahir dan ilmu batin.Ilmu lahir berpusat pada di akal manusia, ia menerima pengetahuan dari daya tangkap panca indera lahir yang diperoleh dari kehidupan di alam fana yaitu alam nyata ini, yang kebenaranya masih semu dan nisbi/ relatif keadaanya.Ilmu bathin, Al- Qur’an, hadist dan kitab-kitab shahih lainnya mengandung makna agama yang hakiki, yang masih harus diselami isi kandunganya dengan hikmah amalan kalimat Tauhidyakni dengan iman dam takwa yang tinggi, tidak cukup hanya faham luaran , melainkan harus dengan kehalusan perasaan dan mata rohani yang telah terbuka dan mampu menerima lintasan- lintasan hidayah Allah.
 3) Tasawuf Falsafi
 Dalam tasawuf Falsafi ajaranya dengan mengabungkan antara visi mistis dan visi rasional, berbeda dengan tasawuf akhlaki ataupun tasawuf amali.Pada dasarnya ilmu tasawuf membahas tentang persoalan-persoalan yang berhubungan dengan akhlak dan budi pekerti,bertalian dengan hati, yaitu cara- cara, ikhlas, khusyu’, tawadlu’,muraqobah, mujahadah, sabar, ridlo, tawakal, dan seluruh sifatterpuji yang berjalan dalam hati.

B. Metode Pengajaran Tasawuf di Pondok Pesantren Baiturrohmah
 Malang
 Tasawuf adalah usaha membersihkan diri. Setiap sisi memerlukan sisi yang lain. Tidak ada sifat kerabbaniyahan tanpa adanya sifat takwa, dan tidak ada sifat takwa tanpa adanya penyucian.Dengan bahasa yang sederhana ketiga hak tersebut dapat diungkapkan dengan kalimat al- birr (kebaikan),Pada dasarnya ilmu tasawuf dalam materinya adalahmembahas tentang soal- soal yang bertalian dengan akhlak dan budi pekerti, bertalian dengan hati, yaitu cara- cara, ikhlas, khusyu’,tawadlu’, muraqobah, mujahadah, sabar, ridlo, tawakal, dan seluruhsifat terpuji yang berjalan dalam hati.Metode pelaksanaan pengajaran di Pondok PesantrenBaiturrohmah Malang adalah melalui kajian kitab klasik (weton), dan halaqoh (thariqoh Naqshobandiah), yaitu bimbingan dzikir kemurnian rohani atau dalam bahasa Parsi disebut “naqsabandi uluwiyyah”.
Menurut Gus Sholeh Hudi,
 Seorang sufi adalah mereka yang dapat mengabungkan anatara fiqih dengan perbuatan, antara perkataan dengan pelaksanaan.Kemudian pengabungan tersebut menghasilkan kondisi rohani tertentu. Seorang yang sufi lebih dari sekedar dari seorang yang zuhud, karena sikap zuhud terhadap dunia hanyalah sikap tidak butuh terhadap dunia, dimana mereka menganggap bahwa dunia memang tidak ada nilainya. Sedangkan seorang sufi tidak bersikap zuhud kecuali terhadap hal- hal yang membuatnya terhijab dari Allah Swt. Oleh karena itu orang sufi menjadikan dunia hanya berada dalam genggaman mereka saja. Mereka tidak menjadikan dunia tersebut bersemayam di dalam hati mereka.

PENDIDIKAN ALAM BAWAH SADAR


PENDIDIKAN ALAM BAWAH SADAR

Menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, akhlak adalah irisan dari kepahaman seseorang akan sesuatu (al-fahmu), kemudia ia akan dengan sukarela menjalankannya (al-ikhlash), selanjutnya secara rutin menjalankannya (al-amal).

Salah satu reality show di TV adalah bertajuk “Tolong”. Modusnya bebrpura-pura membutuhkan pertolongan. Kru tayangan tersebut menguji sensivitas masyarakat, apakah mau menolong atau tidak. Ternyata sulit menemukan seseorang yang bersedia mengulurkan tangan untuk membantu.

Peduli terhadap sesama adalah bukti kemuliaan akhlak yang dicontohkan Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis beliau bersabda :”Barang siapa melapangkan kesusahan dari kesusahan dunia seorang mu’min, Allah akan melapangkan kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa melepaskan kesukaran seorang mukmin, Allah akan melepaskan kesukarannya di dunia dan di akherat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akherat. Dan, Allah akan selalu menolong hambaNya selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa berjalan di jalan menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

Akhlak tak bisa begitu saja dimiliki setiap orang. Akhlak adalah sesuatu yang sudah menempel pada seseorang dan menjadi bagian dari dirinya. Menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, akhlak adalah irisan kepahaman seseorang akan sesuatu (al-fahmu), kemudia ia akan dengan sukarela menjalankannya (al-ikhlash), selanjutnya dengan rutin menjalankannya (al-amal). Rutinitas , yang diwarnai perasaan sukarela dengan dukungan pengetahuan, akhirnya membuahkan akhlak. Karena itu, akhlak terinternalisasi dalam diri seseorang melalui tahap pembiasaan. Dalam buku “Membentuk Karakter Cara Islam”, Anis Mata menyebut akhlak sebagai ujung dari iman dan amal shaleh. Akhlak adalah nilai dan pemikiran yang mengakar dalam jiwa, lalu tampak dalam tindakan yang tetap, natural dan refleks.

Akhlak adalah komponen penting dalam Islam. Bukankah Rasulullah SAW diutus kedunia untuk menyempurnakan akhlak umatnya ? Dalam QS. Al-Ahzab (33) :21, Allah SWT berfirman, “Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-2 yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Akar akhlakul karimah.

Akhlak mulia tidak secara otomatis nempel pada diri seseorang. Untuk mendapatkannya diperlukan perjuangan maksimal. Timbul pertanyaan, bagaimana membentuk akhlak mulia sesuai tuntunan Rasulullah SAW ?

Hakekat akhlak terbentuk dari proses belajar yang dilakukan terus menerus. Proses tersebut pada akhirnya melahirkan pengalaman yang terakumulasi dipusat memori manusia. Proses ini berlangsung sejak seorang manusia dilahirkan hingga ia tutup usia.

Timbunan memori tersebut dikenal dengan pikiran alam bawah sadar. Makin bersih pikiran alam bawah sadar seseorang, maka akan makin mulia akhlak yang ditimbulkannya. Misalnya, perasaan takut seseorang pada binatang tertentu, atau rasa benci seseorang pada sesuatu. Keduanya lahir dari endapan pengalaman bahwa sesuatu itu buruk baginya.

Alam bawah sadar mampu mensugesti seseorang untuk bertindak spontan. Inilah yang membentuk akhlak. Dan ini pula yang menyebabkan Umar bin Khattab membenci kejahiliyahan. Ia tidak ingin mengulangi dosa-dosanya, karena ia sadar kejahiliyahan itu buruk baginya. Keyakinan ini selalu ia programkan dalam alam bawah sadarnya. Artinya, untuk menghasilkan akhlak mulia, pikiran alam bawah sadar harus dibersihkan dari hal-hal negatif. Semua tergantung niat dan tekad masing-masing. “Dan, sesungguhnya telah kami perintahkan kepada Adan dahulu, maka ia lupa (akan poerintah itu), dan tidak kami dapati padanya kemauan yang kuat”. (QS. Thaha (20) : 115).

Jika seorang jawara sekelas “Umar bin Khathab” saja mampu menjadi manusia ber-akhlakul karimah, bagaimana pula dengan kita yang relatif Allah memudahkan untuk memahami dien-Nya ? Tahapan menuju akhlakul karimah.

Internalisasi akhlakul karimah kedalam diri memerlukan proses panjang. Akhlak adalah bentukan dari kumpulan pengalaman masa lalu. Untuk mengubahnya dibutuhkan proses dan waktu panjang. Tidak ada tahapan yang tetap dan sama bagi tiap orang. Karena hanya diri sendiri yang mengetahui pikiran dan ketahanan mentalnya untuk berubah. Inti dari tahapan ini adalah semangat mengubah diri sendiri. Tidak mungkin Allah mengubah nasib seseorang tanpa ada usaha maksimal dari yang bersangkutan (QS. Ar-Ra’d/13 : 11).

Bagaimana caranya ?

Tahap pertama adalah mengosongkan . Ibarat akan membersihkan gudang, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengeluarkan semua barang dari gudang tersebut. Pengosongan pikiran berarti membersihkan alam bawah sadar dari pemikiran-pemikiran salah, khususnya dari sisi ajaran Islam. Tahap ini sangat penting sebab orang mulai menetapkan rambvu-rambu pada dirinya tentang batasan baik atau buruk, dan kemana batasan tersebut mengacu. Untuk itu Allah menurunkan agama agar manusia mendapatkan pedoman yang lebih rinci dan jelas dengan perantaraan al-Quran dan sunnah Rasul.

Setelah dikosongkan dan diberi pedoman yang baik tentang batasan baik buruk, tahap berikutnya adalah proses pengisian kembali. Jangan sampai alam bawah sadar kita kosong. Artinya, kita harus mengisi pikiran alam bawah sadar dengan energi positip berupa nilai-nilai baru dari sumber-sumber terpercaya.

Tahap berikutnya adalah melakukan pembiasaan. Ibaratnhya, pada tahap ini seseorang akan memulai hidup baru, sehingga ia harus mulai dibiasakan dengan pemikiran-pemikiran baru. Pada tahapan ini seseorang harus mensugesti dirinya bahwa ia sudah berubah. Dengan demikian pikiran alam bawah sadar akan menuntunnya pada akhlakul karimah.

Tahapan terakhir adalah tahap berserah diri kepada Allah Yang Maha Menguasai hati. Pada tahap ini, doa adalah kuncinya. Dengan berdoa seseorang menghadirkan unsur pencerahan Ilahi dalam pikiran alam bawah sadarnya. Dengan berdoa, orang mulai menyadari bahwa Allah takkan lepas pantau dari apa yang ia lakukan. Inilah sikap ihsan, merasakan kedekatan pada Allah seakan-akan Allah melihat kita, yang menjadi inti kemuliaan akhlak.