Selasa, 27 November 2012

PENDIDIKAN ALAM BAWAH SADAR


PENDIDIKAN ALAM BAWAH SADAR

Menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, akhlak adalah irisan dari kepahaman seseorang akan sesuatu (al-fahmu), kemudia ia akan dengan sukarela menjalankannya (al-ikhlash), selanjutnya secara rutin menjalankannya (al-amal).

Salah satu reality show di TV adalah bertajuk “Tolong”. Modusnya bebrpura-pura membutuhkan pertolongan. Kru tayangan tersebut menguji sensivitas masyarakat, apakah mau menolong atau tidak. Ternyata sulit menemukan seseorang yang bersedia mengulurkan tangan untuk membantu.

Peduli terhadap sesama adalah bukti kemuliaan akhlak yang dicontohkan Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis beliau bersabda :”Barang siapa melapangkan kesusahan dari kesusahan dunia seorang mu’min, Allah akan melapangkan kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa melepaskan kesukaran seorang mukmin, Allah akan melepaskan kesukarannya di dunia dan di akherat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akherat. Dan, Allah akan selalu menolong hambaNya selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa berjalan di jalan menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

Akhlak tak bisa begitu saja dimiliki setiap orang. Akhlak adalah sesuatu yang sudah menempel pada seseorang dan menjadi bagian dari dirinya. Menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, akhlak adalah irisan kepahaman seseorang akan sesuatu (al-fahmu), kemudia ia akan dengan sukarela menjalankannya (al-ikhlash), selanjutnya dengan rutin menjalankannya (al-amal). Rutinitas , yang diwarnai perasaan sukarela dengan dukungan pengetahuan, akhirnya membuahkan akhlak. Karena itu, akhlak terinternalisasi dalam diri seseorang melalui tahap pembiasaan. Dalam buku “Membentuk Karakter Cara Islam”, Anis Mata menyebut akhlak sebagai ujung dari iman dan amal shaleh. Akhlak adalah nilai dan pemikiran yang mengakar dalam jiwa, lalu tampak dalam tindakan yang tetap, natural dan refleks.

Akhlak adalah komponen penting dalam Islam. Bukankah Rasulullah SAW diutus kedunia untuk menyempurnakan akhlak umatnya ? Dalam QS. Al-Ahzab (33) :21, Allah SWT berfirman, “Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-2 yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Akar akhlakul karimah.

Akhlak mulia tidak secara otomatis nempel pada diri seseorang. Untuk mendapatkannya diperlukan perjuangan maksimal. Timbul pertanyaan, bagaimana membentuk akhlak mulia sesuai tuntunan Rasulullah SAW ?

Hakekat akhlak terbentuk dari proses belajar yang dilakukan terus menerus. Proses tersebut pada akhirnya melahirkan pengalaman yang terakumulasi dipusat memori manusia. Proses ini berlangsung sejak seorang manusia dilahirkan hingga ia tutup usia.

Timbunan memori tersebut dikenal dengan pikiran alam bawah sadar. Makin bersih pikiran alam bawah sadar seseorang, maka akan makin mulia akhlak yang ditimbulkannya. Misalnya, perasaan takut seseorang pada binatang tertentu, atau rasa benci seseorang pada sesuatu. Keduanya lahir dari endapan pengalaman bahwa sesuatu itu buruk baginya.

Alam bawah sadar mampu mensugesti seseorang untuk bertindak spontan. Inilah yang membentuk akhlak. Dan ini pula yang menyebabkan Umar bin Khattab membenci kejahiliyahan. Ia tidak ingin mengulangi dosa-dosanya, karena ia sadar kejahiliyahan itu buruk baginya. Keyakinan ini selalu ia programkan dalam alam bawah sadarnya. Artinya, untuk menghasilkan akhlak mulia, pikiran alam bawah sadar harus dibersihkan dari hal-hal negatif. Semua tergantung niat dan tekad masing-masing. “Dan, sesungguhnya telah kami perintahkan kepada Adan dahulu, maka ia lupa (akan poerintah itu), dan tidak kami dapati padanya kemauan yang kuat”. (QS. Thaha (20) : 115).

Jika seorang jawara sekelas “Umar bin Khathab” saja mampu menjadi manusia ber-akhlakul karimah, bagaimana pula dengan kita yang relatif Allah memudahkan untuk memahami dien-Nya ? Tahapan menuju akhlakul karimah.

Internalisasi akhlakul karimah kedalam diri memerlukan proses panjang. Akhlak adalah bentukan dari kumpulan pengalaman masa lalu. Untuk mengubahnya dibutuhkan proses dan waktu panjang. Tidak ada tahapan yang tetap dan sama bagi tiap orang. Karena hanya diri sendiri yang mengetahui pikiran dan ketahanan mentalnya untuk berubah. Inti dari tahapan ini adalah semangat mengubah diri sendiri. Tidak mungkin Allah mengubah nasib seseorang tanpa ada usaha maksimal dari yang bersangkutan (QS. Ar-Ra’d/13 : 11).

Bagaimana caranya ?

Tahap pertama adalah mengosongkan . Ibarat akan membersihkan gudang, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengeluarkan semua barang dari gudang tersebut. Pengosongan pikiran berarti membersihkan alam bawah sadar dari pemikiran-pemikiran salah, khususnya dari sisi ajaran Islam. Tahap ini sangat penting sebab orang mulai menetapkan rambvu-rambu pada dirinya tentang batasan baik atau buruk, dan kemana batasan tersebut mengacu. Untuk itu Allah menurunkan agama agar manusia mendapatkan pedoman yang lebih rinci dan jelas dengan perantaraan al-Quran dan sunnah Rasul.

Setelah dikosongkan dan diberi pedoman yang baik tentang batasan baik buruk, tahap berikutnya adalah proses pengisian kembali. Jangan sampai alam bawah sadar kita kosong. Artinya, kita harus mengisi pikiran alam bawah sadar dengan energi positip berupa nilai-nilai baru dari sumber-sumber terpercaya.

Tahap berikutnya adalah melakukan pembiasaan. Ibaratnhya, pada tahap ini seseorang akan memulai hidup baru, sehingga ia harus mulai dibiasakan dengan pemikiran-pemikiran baru. Pada tahapan ini seseorang harus mensugesti dirinya bahwa ia sudah berubah. Dengan demikian pikiran alam bawah sadar akan menuntunnya pada akhlakul karimah.

Tahapan terakhir adalah tahap berserah diri kepada Allah Yang Maha Menguasai hati. Pada tahap ini, doa adalah kuncinya. Dengan berdoa seseorang menghadirkan unsur pencerahan Ilahi dalam pikiran alam bawah sadarnya. Dengan berdoa, orang mulai menyadari bahwa Allah takkan lepas pantau dari apa yang ia lakukan. Inilah sikap ihsan, merasakan kedekatan pada Allah seakan-akan Allah melihat kita, yang menjadi inti kemuliaan akhlak.

1 komentar:

  1. cobalt vs titanium drill bits - TikTok
    The best part about the cobalt is that titanium necklace it doesn't ti 89 titanium calculator have the same shelf life as titanium plumbing the real thing. For the game stainless steel vs titanium apple watch you simply need an old-school 3D model. titanium gr 2 In

    BalasHapus